Pembudidaya Ikan Terapkan Pakan Mandiri dan Teknologi Bioflok, Dosen Unidayan Laksanakan Pelatihan

Editor : Jaka Priyono

Baubau, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) kolaborasi Fakultas Perikanan dan Fakultas Ekonomi Manajemen, Universitas Dayanu Ikhsanuddin (Unidayan) Baubau melakukan Pengabdian ke Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) di Kelurahan Kaisabu Baru, Kecamatan Sorawolio, dengan memberikan pengetahuan penerapan pakan mandiri dan aplikasi teknologi bioflok.

Ketua Tim Pengabdian Kepada  Masyarakat, Sumitro, mengatakan hasil diskusi antara tim PKM dengan kelompok pembudidaya, diperoleh informasi, bahwa sulitnya usaha budidaya ikan untuk berkembang karena terkendala oleh mahalnya harga pakan komersil dan praktek budidaya ikan yang masih konvensional.

Menurut Sumitro, kepada rri.co.id, menjelaskan penyediaan pakan menjadi variabel biaya terbesar dalam budidaya ikan dan dapat mencapai sebesar 60% dari total biaya produksi yang dikeluarkan. Penyebab tingginya harga pakan komersil antara lain disebabkan oleh mahalnya bahan baku dan rantai tata niaga.

“Sebagian besar industri pakan berada di Pulau Jawa dan Sumatera, sementara supplier pakan yang terdekat dengan Kota Baubau adalah Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Distribusi antar pulau menyebabkan adanya tambahan biaya sehingga pakan semakin mahal. Selain itu, budidaya ikan sistem konvensional menerapkan budidaya ikan dengan padat tebar rendah, sehingga hasil biomassa panen relatif rendah, yang akhirnya margin keuntungan yang diperoleh pembudidaya relatif minim,”ujar Sumitro, Senin(14/10/2024).

“Penyediaan pakan mandiri menjadi alternatif bagi pembudidaya ikan, sehingga pengeluaran biaya  pakan dapat diminimalisir. Untuk meningkatkan hasil produksi ikan pembudidaya, aplikasi budidaya ikan berbasis teknologi bioflok sebagai solusinya. Penerapan teknologi bioflok dapat meningkatkan pertumbuhan ikan lebih baik daripada pemeliharaan ikan tanpa bioflok. Selain itu, sistem bioflok dapat menjaga kualitas air media pemeliharaan dalam level yang aman meskipun ikan ditebar dengan kepadatan tinggi, sehingga diperoleh biomassa panen pada tingkat yang lebih optimal,”jelas Sumitro menambahkan.

Melalui program Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Kemendikbudristek tahun 2024 ini, kata Sumitro, kelompok pembudidaya diberi bantuan 1 unit mesin pencetak pellet apung, bahan baku pakan dan ikan nila. Selain transfer pengetahuan penerapan pakan mandiri dan aplikasi teknologi bioflok, kelompok pembudidaya juga diberi penyuluhan manajemen pemasaran oleh Estiani.

Sementara itu, Mulimu, salah seorang anggota kelompok memberikan apresiasi kepada tim PKM Unidayan.

“Dengan  kegiatan PKM ini, kelompok pembudidaya telah memiliki keterampilan dalam menyusun pakan mandiri sehingga mengurangi penyediaan biaya pakan ikan, dan penerapan budidaya ikan sistem bioflok dengan padat tebar tinggi akan menghasilkan nilai produksi yang lebih optimal,“tutur Mulimu.

Sumber : RRI.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *